Di dekat Kota Lama, tepatnya di lingkungan Pasar Johar Kampung Sumeneban RW.04 dan RW.05 Kelurahan Kauman, terdapat sebuah komunitas yang menjadi wadah bagi anak-anak usia PAUD hingga SMP untuk curhat, bermain dan belajar. Komunitas ini dibentuk oleh Agung Setia Budi atau yang lebih dikenal Agung Wong atas dasar keprihatinan terhadap anak-anak disekitaran tempat tinggalnya. Letaknya yang berdekatan dengan lingkungan pasar, serta kesibukan para orang tua dalam mencari nafkah membuat anak-anak pasar johar ini menjadi "liar". Maka, mulai 2 Januari 2013, Agung pun memberanikan diri dengan nekatnya untuk merangkul anak-anak tersebut agar mereka mendapat contoh perbuatan mana yang baik dan mana yang buruk sehingga diharapkan nantinya mereka bisa menyaring sendiri mana perilaku yang perlu ditiru dan mana yang tidak.
Nama komunitas Harapan itu sendiri dipilih sebab HARAPAN adalah akronim dari "hari-hari anak bermasa depan" dan harapannya masa depan yang nanti mereka jalani sesuai dengan impian dan cita-cita yang sudah mereka gantungkan sejak masih anak-anak. Harapannya juga, anak-anak yang dididik oleh Komunitas Harapan menjadi anak-anak generasi masa depan yang sukses dan berhasil, bertanggung jawab, menjadi inspirasi bagi orang lain, serta bisa membuat bangga orang tua mereka masing-masing.
Mempertahankan Komunitas Harapan untuk terus eksis sampai saat ini bukanlah suatu yang mudah. Atas dukungan dari berbagai pihak, termasuk relawan dan pemerintah yakni Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, komunitas Harapan ini bisa terus berkembang. Dari yang tadinya hanya berjumlah 10 orang hingga saat ini mencapai 70 anak. Kegiatan rutin yang dilakukan Komunitas Harapan ini ialah pada setiap Sabtu dan Minggu bermain dan belajar dengan dibantu beberapa orang relawan yang diberi julukan Nekaters. Sistem pembelajaran yang digunakan memakai sistem berjenjang, yakni kakak kelas membantu mengajari juga adik kelasnya. Dengan begitu, diharapkan bisa menimbulkan rasa saling menyayangi dan menghormati serta meningkatkan kepedulian dari anak-anak tersebut terhadap sesamanya.
Di tahun ke-3 ini, menurut Agung sudah mulai terlihat perubahan sikap dari anak-anak di Komunitas Harapan menjadi yang lebih baik. Harapan kedepannya semoga Komunitas Harapan bisa terus ada dan anak-anak lingkungan Pasar Johar ini bisa menunjukkan sikap yang baik dan kelak menjadi orang yang berguna bagi nusa bangsa dan agama. (LAN)
Nama komunitas Harapan itu sendiri dipilih sebab HARAPAN adalah akronim dari "hari-hari anak bermasa depan" dan harapannya masa depan yang nanti mereka jalani sesuai dengan impian dan cita-cita yang sudah mereka gantungkan sejak masih anak-anak. Harapannya juga, anak-anak yang dididik oleh Komunitas Harapan menjadi anak-anak generasi masa depan yang sukses dan berhasil, bertanggung jawab, menjadi inspirasi bagi orang lain, serta bisa membuat bangga orang tua mereka masing-masing.
Mempertahankan Komunitas Harapan untuk terus eksis sampai saat ini bukanlah suatu yang mudah. Atas dukungan dari berbagai pihak, termasuk relawan dan pemerintah yakni Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, komunitas Harapan ini bisa terus berkembang. Dari yang tadinya hanya berjumlah 10 orang hingga saat ini mencapai 70 anak. Kegiatan rutin yang dilakukan Komunitas Harapan ini ialah pada setiap Sabtu dan Minggu bermain dan belajar dengan dibantu beberapa orang relawan yang diberi julukan Nekaters. Sistem pembelajaran yang digunakan memakai sistem berjenjang, yakni kakak kelas membantu mengajari juga adik kelasnya. Dengan begitu, diharapkan bisa menimbulkan rasa saling menyayangi dan menghormati serta meningkatkan kepedulian dari anak-anak tersebut terhadap sesamanya.
Di tahun ke-3 ini, menurut Agung sudah mulai terlihat perubahan sikap dari anak-anak di Komunitas Harapan menjadi yang lebih baik. Harapan kedepannya semoga Komunitas Harapan bisa terus ada dan anak-anak lingkungan Pasar Johar ini bisa menunjukkan sikap yang baik dan kelak menjadi orang yang berguna bagi nusa bangsa dan agama. (LAN)